JAKARTA — Ikatan Dai Indonesia (Ikadi) setuju dan mendukung Komisi Dakwah dan Pengembangan Masyarakat Majelis Ulama Indonesia (MUI) yang membuat program standardisasi dai. Ikadi memandang meningkatkan kualitas dan mutu para dai sangat penting.
“Menurut saya standardisasi dai diperlukan untuk meningkatkan kualitas dai, jangan sampai ada dai yang bacaan Alquran tidak baik atau tidak fasih,” kata Ketua Umum Ikadi, KH Ahmad Satori Ismail kepada Republika, Selasa (26/11).
KH Satori mengatakan, para dai juga sebaiknya tidak mengungkit masalah khilafiyah dan politik praktis yang bisa menyebabkan perpecahan. Jadi menurut Ikadi adanya program standardisasi dai yang dibuat MUI itu baik untuk meningkatkan kualitas para dai.
Diketahui ada tiga aspek penilaian dalam program standardisasi dai. Pertama, aspek keagamaan artinya paham keagamaan dai harus wasathiyah atau moderat. Kedua, aspek paham kebangsaan artinya dai memahami Islam tidak bertentangan dengan NKRI dan Pancasila. Ketiga, aspek metode dakwah artinya dai menyampaikan dakwah yang inspiratif dan membangun ukhuwah.
KH Satori menegaskan, para dai wajib memahami Islam wasathiyah dan moderat. yaitu Islam yang tidak ekstrem dan radikal. “Islam yang sebenarnya ummatan wasathan, umat yang moderat, Islam yang rahmatan lil alamin, ini wajib dipahami oleh para dai sehingga ketika ceramah tidak mencerca pemahaman orang lain,” ujarnya.
Ketua Umum Ikadi menyampaikan, hakikatnya para dai berdakwah mengajak dan menyadarkan umat agar lebih dekat dengan Allah. Maka perlu orang-orang yang memiliki kapasitas keilmuan tentang Islam yang cukup mumpuni untuk melakukannya.
KH Satori juga menilai para dai perlu memahami aspek kebangsaan. Menurutnya, Allah menciptakan manusia berbangsa-bangsa, bersuku-suku, beragam bahasa, adat istiadat dan makanan adalah nikmat dari Allah. Bangsa Indonesia yang beragam dan besar ini dulu diperjuangkan oleh para ulama, maka para ulama sekarang harus menjaga NKRI.
Ikadi juga sepakat para dai harus dakwah mengajak umat untuk bersatu. Menurut Ikadi, kalau bangsa Indonesia bersatu maka ekonominya akan maju. “Kalau bangsa sendiri memperhatikan produk bangsa sendiri, (kalau bangsa sendiri) tidak menggunakan produk (bangsa) lain,” ujarnya.
Sumber: Republika